Pada
bahasan kali ini saya akan membahas tentang kebudayaan asli kita yang dapat
memacu diri kita. Berhubung saya mempunyai darah keturunan Jawa maka yang akan
saya bahas disini mengenai suku Jawa.
Suku jawa, adalah suatu suku yang
unsur budayanya sangat kuat dan mampu bertahan hingga saat ini. Budaya-budaya
yang ada dalam kehidupan masyarakat jawapun sangat banyak dan beragam. Mulai
dari bahasa sehari-hari, ritual-ritual keagamaan hingga hiburan semua menjadi
budaya yang mempunyai sisi positif bagi masyarakat jawa.
Bahasa jawa termasuk salah satu
bahasa paling sulit didunia, karena bahasa jawa mempunyai tingkatan-tingkatan
yang berbeda –beda dalam penggunaanya. Kesemuaan budaya jawa mengajak
masyarakaatnya untuk saling menghormati, saling membantu/ tolong-menolong,
sopan santun dan tauhid. Jika dipandang sekilas budaya jawa sangatlah humanis.
Budaya jawa tidak hanya berimbas pada satu orang pribadi tetapi semua orang
yang ada didalamnya akan ikut terkena efek positifnya.Dapat dilihat orang-orang
jawa yang masih mepertahankan tradisi-tradisi jawa. Orang itu akan terlihat
begitu santun, sangat sosialis dan religius. Karena budaya jawa dapat mencakup
kesemua aspek itu.Masyarakat jawa mempunyai elastisitas yang tinggi untuk memepertahankan
budayanya. Elastisitas mempunyai makna kefleksibelan dan kemampuan sesuatu atas
adanya gangguan atau input dari luar.
Untuk lebih jelas kita bisa lihat
pada contoh orang jawa yang mengikuti program transmigrasi ke luar jawa, dengan
segala keterbatasan dan lingkungan yang masih asing, mereka telah menunjukan
suatu prestasi kemampuan yang luar biasa. Mereka berhasil membaur dan
beradaptasi dengan lingkungan serta penduduk sekitar.Apa yang dapat kita tarik
sebagai kesimpulan dari cerita di atas adalah suatu fenomena yang realitasnya
adalah bahwa orang Jawa dengan kebudayaannya dapat terus hidup (survival)
meskipun jauh di perantauan dan dapat berdampingan serta melebur dengan
masyarakat dan kebudayaan lain yang sama sekali berlainan karakternya. Hal ini
membuktikan bahwa orang Jawa dan kebudayaan Jawa memiliki kemampuan untuk terus
menerus hidup menyesuaikan diri dengan tantangan dan perubahan zaman. . Tapi
yang selalu harus menjadi catatan dan patut dibanggakan, bahwa mereka selalu
dapat hidup menyesuaikan diri dengan lingkungan alam dan lingkungan
sosial-budaya tempatan. Dalam konteks pengembaraan budaya Jawa ke seluruh
Indonesia maupun ke manca negara itu, akulturasi pun dengan demikian terus
selalu terjadi antara budaya tempatan dengan budaya Jawa sebagai pendatang.
Akan tetapi selalu saja dapat kita
amati, bahwa nilai-nilai kejawaan tampaknya masih cukup jelas terlihat bahkan
mendominasi. sistem pengendalian yang paling utama pada masyarakat Jawa adalah
menempatkan masyarakat beserta adat istiadatnya secara dominan yang menentukan
arah perilaku individu-individu warganya. Otonomi individu beserta penampilan
kepribadian nya memainkan peran agak sekunder. Kepentingan individu diserasikan
secara harmonis dengan kepentingan kolektif atau masyarakat keseluruhan.
Masyarakat Jawa dikategorikan dalam sistem budaya yang mengutamakan nilai
keserasian hidup kolektif. Institusi sosial ada atau diadakan agar berfungsi
untuk memainkan peran yang mengkontribusi kepada kepaduan formasi keseluruhan
masyarakat yang utuh. Kebutuhan-kebutuhan individu dengan sendirinya akan
terpenuhi langsung terkait dengan berfungsinya lembaga-lembaga sosial itu.
Perwujudan dari nilai keserasian hidup dapat dilihat dalam praktek kerja
bersama yang disebut gotong royong. Kerukunan semacam ini didasari oleh empat
sifat dasar manusia yakni simpati, keramahan, rasa keadilan dan kepentingan
pribadi yang selaras dengan tatanan sosial menurut adat istiadat. Berdasarkan
cara berfikir tertentu, manusia jawa memandang nilai hormat dan rukun memiliki
makna amat penting dan berharga dalam hubungan interaksi dengan sesamanya.Kedua
nilai tersebut bukan saja merupakan petunjuk moral yang mendasari tindak-tanduk
kekeluargaan Jawa, melainkan malah merupakan pusat pengertian baginya. Yang
pertama ialah sekelompok nilai yang berkenaan dengan pandangan. Kejawen tentang
tata krama penghormatan, dan yang kedua adalah nilai-nilai yang berkenaan
dengan pengutamaan orang Jawa terhadap terpeliharanya penampilan sosial yang
harmonis”. Hal-hal ini yang mendorong masyarakat Jawa untuk merealisasikan
nilai sosial yang dibawanya sehingga dapat terwujud keserasian dan keharmonisan
masyarakat.
Sumber
:
https://worldeducations.wordpress.com/2013/09/10/5/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar