Minggu, 27 April 2014

Implementasi Tanggung Jawab Terhadap Diri Sendiri

Pengertian Tanggung Jawab
Tanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut kamus umum bahasa Indonesia adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya, atau memberikan jawab dan menaggung akibatnya.
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau oerbuatannya yang disengaja maupun tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.

Makna Tanggung Jawab
Makna dari tanggung jawab itu sendiri ialah siap menerima kewajiban atau tugas. Dalam artian disini bahwa ketika seseorang diberikan kewajiban atau tugas, seseorang tersebut akan menghadapi suatu pilihan yaitu menerima dan menghadapinya dengan dedikasi atau menunda dan mengabaikan tugas atau kewajiban tersebut.

Tanggung jawab terhadap diri sendiri
Tanggung jawab terhadap diri sendiri menentukan kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi. Dengan demikian bisa memevahkan masalah-masalah kemanusiaan mengenai dirinya sendiri menurur sifat dasarnya manusia adalah mahluk bermoral, tetapi manusia juga pribadi. Karena merupakan seorang pribasi maka manusia mempunyai pendapat sendiri, perasaan sendiri, berangan-angan sendiri. Sebagai perwujudan dari pendapat, perasaan dan angan-angan itu manusia berbuat dan bertindak. Dalam hal ini manusia tidak luput dari kesalahan, kekeliruan, baik yang sengaja maupun yang tidak.

TANGGUNG JAWAB TERHADAP DIRI SENDIRI MENCAKUP :
1.     Jujur terhadap diri sendiri.
2.     Mengakui kesalahan dan menghadapinya.
3.     Menjaga kesehatan  dan kesejahtraan mentaal dan fisik.
4.     Menjaga keseimbangan hidup.
5.     Meminta pertolongan ketika anda membutuhkanya.
6.     Mengenali kekuatan  dan kelemahan diri.
7.     Menilai diri secara rutin.
8.     Berssikap baik terhadap diri ketika terlalu lelah, sakit dan tertekan.
9.     Pastikan mempunyai seseorang yang bisa dipercaya.

Contoh Tanggung Jawab Terhadap diri sendiri

Misalnya sebagai seorang pelajar kita haruslah mengerti dan menyadari posisi kita untuk senantiasa belajar dan mengerjakan segala pekerjaan rumah dengan penuh dedikasi, karena hal-hal seperti itulah yang akan mempengaruhi kesuksesan kita sendiri pada akhirnya. Hal-hal tersebut tidak ada kaitannya sama sekali dengan orang lain, karena yang menentukan jalan hidup kita, masa depan kita adalah kita sendiri.



Referensi :

http://wuryanano.wordpress.com/2007/10/27/memahami-tanggung-jawab/
http://adhika-rmd.blogspot.com/2010/03/manusia-dan-tanggung-jawab.html
http://agnezkembaren.wordpress.com/2011/03/15/manusia-dan-tanggung-jawab-2/

http://muhammadalfianor.blogspot.com/2012/05/tanggung-jawab-terhadap-diri-sendiri.html

Selasa, 01 April 2014

Tanggapan Masyarakat Mengenai Kasus Pembunuhan Ade Sara

Pembunuhan berencana yang dilakukan Ahmad Imam Al Hafitd alias Hafiz (19) dan kekasih barunya Assifa (18) terhadap mantan kekasih Hafitd, Ade Sara Angelina (18) merupakan tindakan yang cukup kejam. Siapapun akan terbelalak dengan apa yang dilakukan pasangan kekasih ini.
Peristiwa ini secara umum menandakan adanya pergeseran nilai moral dan nilai etika di tengah masyarakat yang terjadi dalam 10 tahun terakhir.
Akibatnya, banyak masyarakat, termasuk generasi muda, yang sudah kehilangan kemampuannya untuk me-manage dan menyelesaikan masalah yang terjadi pada dirinya dengan baik dan dengan cara yang benar.
Hal itu dikatakan Psikolog Klinis dan Forensik, Kasandra Putranto, Jumat, kepada Warta Kota (Tribunnews.com Network).
"Sehingga mereka justru cenderung menyelesaikan masalah yang ada, dengan mengambil jalan pintas yakni melenyapkan siapapun atau apapun yang dianggap menjadi sumber masalahnya," katanya.
Bahkan, tambah Kasandra, cara-cara kekerasan dianggap menjadi trend yang biasa, dan dianggap cara terbaik dan termudah demi terselesaikannya masalah mereka.
"Padahal itu semua sebenarnya bukan menyelesaikan masalah dan bahkan menambah masalah serta merugikan orang lain dan keluarga," kata dia.
Kasandra menjelaskan pergeseran nilai moral dan etika yang berujung hilangnya kemampuan seseorang dalam me-manage dan menyelesaikan masalah ini, penyebabnya bermacam-macam. Pada setiap orang, penyebab dan pengaruhnya berbeda-beda.
"Untuk kasus Hafitd ini, sebagai psikolog saya harus memeriksa kedua pelaku untuk dapat menganalisa dan memastikan apakah mereka terindikasi memiliki gangguan atau tidak. Karenanya saya tidak bisa menganalisa sembarangan dengan hanya bermodal informasi dari pemberitaan atau pernyataan pihak berwenang," ujarnya.
Sebab, katanya, faktor yang mempengaruhi hilangnya kemampuan menyelesaikan masalah secara wajar, ke setiap orang akan berbeda-beda.
Namun secara umum, Kasandra mengatakan jika dibandingkan dengan 10 sampai 30 tahun lalu, maka saat ini semua saluran informasi lebih terbuka lebar, apalagi dengan adanya internet. Pengaruh media massa sangat mungkin ikut berperan besar pada hilangnya kemampuan menyelesaikan masalah di diri setiap orang.
Selain itu, bisa saja saluran informasi yang terbuka lebar memberikan trend bahwa menyelesaikan masalah dengan cepat adalah cenderung mengambil jalan pintas dengan kekerasan.
"Jika ada orang yang memandang bahwa faktor ekonomi yang makin sulit ikut berperan dalam hilangnya kemampuan seseorang menyelesaikan masalah, saya merasa hal itu kurang tepat. Sebab dulu, dengan faktor ekonomi yang lebih sulit dibanding saat ini, masyarakat dan setiap orang tidak terlalu se-ekstrim sekarang ini dalam menyelesaikan masalah mereka," papar dia.
Karenanya, kata Kasandra, secara umum, masyarakat harus mau kembali memegang nilai moral dan nilai etika yang lama dimana di sana menjadi kunci agar pergeseran nilainya ke depan tidak semakin jauh.
"Kalau kita menilik ke 30 tahun lalu, maka tidak akan ada atau jarang sekali ada pembunuh berusia 20 tahunan atau remaja. Tapi sekarang, pembunuh berusia muda tercatat cukup banyak, bahkan ada anak 8 atau 10 tahun yang membunuh rekannya," katanya.
Ini, menurut Kasandra, menandakan nilai-nilai moral dan etika yang dipupuk keluarga, lingkungan dan masyarakat tidak lagi seperti dulu karena bergeser ke arah yang memprihatinkan.
Pergeseran nilai ini juga bisa dilihat dimana seks bagi anak muda dan masyarakat banyak sekarang ini, bukan lagi hal yang tabu dan memalukan. Seks bahkan kerap dipertontonkan dimanapun di ruang publik, yang jika menilik 10 atau 30 tahun lalu sangat tidak mungkin.
"Untuk itu, benteng agar peristiwa ini tidak lagi terjadi, maka kita semua mesti sepakat kembali ke nilai-nilai moral dan etika yang lama dan luhur sesuai ajaran agama kita dan masyarakat tidak lagi permissif dengan nilai-nilai moral dan etika yang buruk," ujarnya.
Dari sana, menurut Kasandra, akan dapat tumbuh dalam setiap pribadi dan generasi muda kita kemampuan yang mumpuni dalam menyelesaikan setiap masalah baik yang timbul, dalam hubungan pribadi, hubungan antara sesama dan teman, juga hubungan didalam masyarakat dan keluarga.

Jadi, pembunuhan yang dilakukan Hafitd dan Assifa terhadap Ade Sara merupakan kesalahan orang tua, sekolah yang tak mengajarkan budi pekerti dan sopan-santun, masyarakat yang munafik dan korup, media yang bebas dan pendidikan yang gagal di keluarga, sekolah dan masyarakat yang korup.


sumber:


tribunnews.com/metropolitan