Seks bebas
Sex bebas telah merambah dunia anak muda Indonesia. Mereka
berpikir bahwa dengan sex mereka bisa puas dan enjoy. Mereka tidak berpikir
tentang dampak yang terjadi jika mereka tertular virus HIV/AIDS. Virus yang
belum ditemukan untuk menyembuhkannya. Salah satu penyebab Seks bebas adalah
media. Medialah yang paling banyak mempengaruhi moralitas anak bangsa. Semakin
banyak remaja disuguhi dengan eksploitasi seks di media, maka mereka akan
semakin berani mencoba seks di usia muda.
Secara umum, kelompok remaja yang paling banyak mendapat
dorongan seksual dari media cenderung melakukan seks pada usia 15 hingga 17
tahun 2 kali lebih tinggi ketimbang remaja lain yang lebih sedikit melihat
eksploitasi seks dari media. Bahkan yang lebih parah lagi, anak Sekolah Dasar
kelas 4 saja sudah mengenal pornografi. Mereka bermain internet di warnet dan
membuka situs-situs porno. Bayangkan apa yang terjadi jika mereka sudah berusia
15 tahun? Maka tidak mengherankan kalau tingkat kehamilan di luar nikah di
Indonesia melejit tinggi, hingga penyakit menular seksual (PMS) kini menjadi
ancaman kesehatan publik.
Aborsi
Banyaknya obat aborsi dijual terang-terangan sebenarnya
menjadi pertanyaan buat kita , megapa hal itu dilakukan , dan mengapa banyak
juga yang mencari dan membutuhkan obat aborsi tersebut, menggugurkan kandungan
memang dilarang oleh negara, namun aborsi kadang perlu dilakukan karena ada
suatu hal yang mengharuskan hal itu dilakukan . Aborsi pun akhirnya menjadi buah simalakama di
Indonesia.Di sisi lain aborsi dengan alasan non medik dilarang dengan keras di
Indonesia tapi di sisi lainnya aborsi ilegal meningkatkan resiko kematian
akibat kurangnya fasilitas dan prasarana medis , bahkan aborsi ilegal sebagian
besarnya dilakukan dengan cara tradisonal yang semakin meningkatkan resiko
tersebut.
Mudahnya aborsi ,membuat para pemuda dan seseorang yang
menjalin hubungan diluar dan hamil ,
akhirnya memeilih mengaborsi janinnya sebenarnya sangatlah mengerikan . mengapa
setiap aborsi yang dilakuakn bisa saja mengakibatkan efek samping yang cukup
membahayakan bahkan mungkin bisa menyebabkan kematian ibu . Angka kematian akibat aborsi mencapai sekitar
11 % dari angka kematian ibu hami dan melahirkan , yang di Indonesia mencapai
390 per 100.000 kelahiran hidup , sebuah angka yang cukup tinggi bahkan untuk
ukuran Asia maupun dunia.
Tapi ada satu hal yang perlu di garis bawahi mengenai hal
ini.Angka kematian akibat aborsi itu adalah angka resmi dari pemerintah,
sementara aborsi yang dilakukan remaja karena sebagian besarnya adalah aborsi
ilegal. Praktek aborsi yang dilakukan remaja sebagaimana dilaporkan oleh sebuah
media terbitan tanah air diperkirakan mencapai
5 juta kasus per tahun, sebuah jumlah yang sangat fantastis
bahkan untuk ukuran dunia sekalipun.Dan karena ilegal aborsi yang dilakukan
remaja ini sangat beresiko berakhir dengan kematian.
Kebijakan Aborsi di
Indonesia
Indonesia termasuk salah satu negara yang menentang
pelegalan aborsi dalam konvensi-konvensi badan dunia PBB, satu kubu dengan
negara-negara muslim dunia ,sebagian negara Amerika Latin dan Vatikan.
Di Indonesia aborsi dianggap ilegal kecuali atas alasan
medis untuk menyelamatkan nyawa sang ibu. Oleh karena itulah praktek aborsi
dapat dikenai pidana oleh negara. Fatwa lembaga keagamaan pun rata-rata
mendukung kebijakan pemerintah tersebut , misalnya fatwa Majlis Tarjih
Muhammadiyah tahun 1989 tentang aborsi yang menyatakan bahwa aborsi dengan
alasan medik diperbolehkan dan aborsi dengan alasan non medik diharamkan.
Akan tetapi bisakah Indonesia digolongkan dalam kubu pro
live. Jawabnya bisa ya bisa tidak. Walaupun kebijakan pemerintah Indonesia
dengan melarang parktek aborsi condong ke kubu pro live akan tetapi kebijakan
lainnya justru mendorong terjadinyapraktek aborsi. Diantaranya larangan bagi
siswa/i yang masih duduk di bangku sekolah dasar dan menengah untuk menikah.
Kebijakan inilah yang mendorong terjadinya praktek aborsi, siswi yang hamil
akan dikeluarkan dari sekolah dan dilarang untuk melanjutkan studynya, selain
oleh karena tekanan orang tua, masyarakat dan lingku-ngan. Karena itulah aborsi
menjadi pilihan terbaik dari yang terburuk yang bisa diambil oleh seorang
remaja yang hamil di luar nikah.
ALASAN ABORSI
Aborsi dilakukan oleh seorang wanita hamil - baik yang telah
menikah maupun yang belum menikah dengan berbagai alasan. Akan tetapi alasan
yang paling utama adalah alasan-alasan yang non-medis (termasuk jenis aborsi
buatan / sengaja)
Di Amerika, alasan-alasan dilakukannya aborsi adalah:
1. Tidak ingin memiliki anak karena khawatir mengganggu
karir, sekolah atau
tanggung jawab lain (75%)
2. Tidak memiliki cukup uang untuk merawat anak (66%)
3. Tidak ingin memiliki anak tanpa ayah (50%)
Alasan lain yang sering dilontarkan adalah masih terlalu
muda (terutama mereka yang hamil di luar nikah), aib keluarga, atau sudah
memiliki banyak anak. Ada orang yang menggugurkan kandungan karena tidak
mengerti apa yang mereka lakukan. Mereka tidak tahu akan keajaiban-keajaiban
yang dirasakan seorang calon ibu, saat merasakan gerakan dan geliatan anak
dalam kandungannya.
Alasan-alasan seperti ini juga diberikan oleh para wanita di
Indonesia yang mencoba meyakinkan dirinya bahwa membunuh janin yang ada didalam
kandungannya adalah boleh dan benar . Semua alasan-alasan ini tidak berdasar.
Sebaliknya, alasan-alasan ini hanya menunjukkan
ketidakpedulian seorang wanita,yang hanya memikirkan kepentingan dirinya
sendiri.
Data ini juga didukung oleh studi dari Aida Torres dan
Jacqueline Sarroch Forrest (1998) yang menyatakan bahwa hanya 1% kasus aborsi
karena perkosaan atau incest (hubungan intim satu darah), 3% karena
membahayakan nyawa calon ibu, dan 3% karena janin akan bertumbuh dengan cacat
tubuh yang serius.
Sedangkan 93% kasus aborsi adalah karena alasan-alasan yang
sifatnya untuk kepentingan diri sendiri – termasuk takut tidak mampu membiayai,
takut dikucilkan, malu atau gengsi.
Tanggapan Mengenai Alat Kontrasepsi yang
Dijual Bebas
Memang alat
tersebut digunakan untuk mencegah kehamilan tetapi alat tersebut diperuntukkan
bagi pasangan yang sudah menikah, namun karena banyaknya toko-toko obat yang
menjual bebas di khawatirkan akan disalahgunakan oleh pihak yang seharusnya
tidak patut menggunakannya, terutama oleh anak-anak muda. Sebenarnya sah-sah
saja bila toko obat menjual alat kontrasepsi, tetapi alangkah baiknya jika para
pembeli alat tersebut merupakan pasangan yang sudah menikah.
Referensi: